Konsep Kewirausahaan
Wirausaha usaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan usaha sendiri
dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan
pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar. (Jong and Wennekers,2008).
Ciri - Ciri kewirausahaan menurut Scarborough dan Zimmerer(2005:6) adalah :
- Desire for responsibility : Hasrat bertanggung jawab terhadap usaha-usaha yang tengah dirintisnya yang diaktualisasikan melalui sikap mawas diri.
- Preference for moderate risk : Kecenderungan untuk senantiasa mengambil resiko yang moderat yang direfleksikan oleh pilihan keputusannya yang selalu menghindari tingkat resiko yang terlalu tinggi maupun yang terlalu rendah.
- Confidence in their ability to success : Dimilikinya keyakinan atas kemampuan dirinya untuk sukses yang direfleksikan melalui motto bahwa kegagalan itu tak lain adalah sukses yang tertunda.
- Desire for immediate feedback : Kehendak untuk senantiasa memperoleh umpan balik yang sesegera mungkin.
- High level of energy : Dimilikinya semangat dan dorongan bekerja keras untuk mewujudkan impiannya yang lebih baik di masa mendatang.
- Future orientation : Dimilikinya perspektif ruang dan waktu ke masa depan
- Skill at organizing : Dimilikinya keahlian dan keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
- Value achievement over money : Dimilikinya suatu tolok ukur yang bersifat kuantitaif - finansial dalam menilai suatu kinerja.
Proses Kewirausahaan
Menurut Serian Wijatno (2009:11) ada empat fase dalam proses
kewirausahawan yaitu :
- Identifikasi dan evaluasi Peluang, seorang pengusaha harus melihat, dan memiliki ketajaman untuk mengidentifikasi suatu peluang yang potensial.
- Pengembangan rencana bisnis, rencana bisnis yang baik adalah mengembangkan suatu peluang dan menentukan sumber daya yang diperlukan, serta mengelola usaha baru dengan sukses.
- Penetapan sumber daya, seorang pengusaha harus mampu menentukan sumber daya apa yang akan digunakan dan memanfaatkan peluang yang ada.
- Manajemen perusahaan, harus bisa mengimplementasi gaya dan struktur manajemen serta harus bisa menentukan variabel-variabel kunci kesuksesan sehingga apappun masalah yang dihadapi bisa segera diselesaikan.
Technopreneur
Technopreneur secara sederhana dapat diartikan sebagai seorang peminat
teknologi yang berjiwa entrepreneur dan tanpa jiwa entrepreneur, seorang peminat
teknologi hanya akan menjadi teknisi yang dimana kurang dapat menjadikan teknologi
yang digelutinya sebagai sumber kehidupannya.
Menurut Daniel Mankani (2003) menyatakan bahwa “Technopreneur adalah
orang-orang yang mengidentifikasi masalah dan memanfaatkan kesempatan. Ada dua
karakter yaitu :
- Melakukan hal-hal yang tidak mencari keuntungan semata
- Merasa nyaman bekerja dengan menggunakan teknologi
Perbedaan Entrepreneurship dan Technopreneurship
Kepribadian Technopreneur
McCleland merinci karakteristik mereka yang memiliki konsep need for
achievement (N-Ach) yang tinggi, sebagai berikut :
- Lebih menyukai pekerjaan dengan resiko realistik
- Bekerja lebih giat pada tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental
- Tidak menjadi bekerja lebih giat dengan adanya imbalan uang
- Ingin bekerja pada situasi yang dapat diperoleh pencapaian pribadi (personal achievement)
- Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan balik yang jelas dan positif Cenderung untuk berpikir ke masa depan dan memiliki pemikiran untuk jangka panjang
Spirit dan karakter technopreneur dibentuk oleh 3 komponen utama pembentuk,
yaitu Intrapersonal, Interpersonal dan Extrapersonal. Intrapersonal dan Interpersonal
adalah merupakan komponen dari faktor soft skill, sedangkan Extrapersonal adalah
berhubungan dengan kemampuan untuk mampu memberdayakan kedua komponen soft
skill tersebut agar mampu diimplementasikan secara lebih meluas dampaknya.
Manfaat Pengembangan Technopreneur
Technopreneurship bermanfaat dalam pengembangan industri-industri besar dan
canggih, selain itu juga dapat diarahkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat
yang memiliki kemampuan ekonomi lemah untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dengan demikian Technopreneurship diharapkan dapat mendukung pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Technopreneurship dapat memberikan manfaat
atau dampak, baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Dampaknya secara
ekonomi adalah :
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
- Meningkatkan pendapatan.
- Menciptakan lapangan kerja baru.
- Menggerakan sektor-sektor ekonomi yang lain.
- Water (air) : Technopreneurship memiliki peluang untuk dapat menyelesaikan masalah ini. Karena banyaknya kebutuhan akan air dari masyarakat di Indonesia, khususnya air bersih, oleh karena itu para pakar Technopreneurship memiliki tantangan untuk menyelesaikan maslah ini.
- Energy (energi) : Tantangan berikutnya yang harus diselesaikan para pakar Technopreneurship adalah energi. Saat ini semua negara dihadapkan oleh krisis energi yang semakin memburuk. Dan yang pasti yang menjadi korban adalah rakyat kecil kebawah. Oleh karena itu permasalahan ini diharapkan bisa diselesaikan oleh para pakar Technopreneurship.
- Health (Kesehatan): Kesehatan adalah yang terpenting untuk setiap masyarakat, karena jika keadaan tubuh kurang sehat akan mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan. Pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kecil ke bawah.
- Agriculture (petanian) : Satu hal ini juga menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Karena sebagian besar pangan Indonesia bersalah dari luar negeri atau import. Penataan lahan yang kurang baik serta diiringi oleh perilaku para pejabat atas yang kurang baik menyebabkan hal ini bisa terjadi . Kasus ini harus diselesaikan segera, apabila ditunda-tunda akan memperburuk situasi dan pasti yang menjadi korban tetap masyarakat kecil ke bawah.
- Biodiversity (keanekaragaman hayati) : Indonesia terkenal akan kebudayaan hayati yang beragam. Beratus-ratus spesies tumbuh di tanah Indonesia ini. Hal ini merupakan kekayaan lain dari Indonesia. Tetapi hal ini tidak menjadi sorotan, padahal hal ini berdampak baik bagi perekonomi indonesia terutama bagi para praktisi wirausaha. Inilah tantangan lain yang harus diselesaikan pra pakar Technopreneurship untuk mempromosikan kekayaan hayati Indonesia sehingga dapat dikenal oleh seleuruh masyarakat Indonesia dan umumnya untuk masyarakat dunia.
Pemerintah dalam
hal ini adalah penentu Grand Strategy tentang “hendak kemana Knowledge Based
Economic (KBE) Indonesia ini akan diarahkan untuk mencapai daya saing. Sedangkan
perguruan tinggi harus mampu menterjemahkan Grand Strategy tersebut ke dalam
Renstra dan Renop yang tepat, termasuk penciptaan kultur akademis yang mendukung
berkembangnya spirit technopreneur.
Gambaran tentang kemungkinan yang dapat di lakukan pemerintah dalam
pengembangan Entrepreneurship dan Technopreneurship adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan Insentif Pasar Untuk Entrepeneurship
- Peningkatan ketersediaan kredit dan modal
- Mengembangkan program yang mendukung Entrepeneurship
- Memprakarsai program pelatihan Entrepeneurship.
- Reformasi regulasi pasar untuk memfasilitasi penetrasi pasar
- Peningkatan peluang / kesempatan Entrepeneurship bagi para wanita dan kawula muda.
Kiat Sukses Technopreneur
- Riset Pasar : Hampir semua bisnis membutuhkan riset pasar untuk menentukan feasibility suatu produk atau jasa. Riset pasar juga memberi keuntungan lebih bagi calon technopreneur sehingga mengetahui persoalan apa yang akan dipecahkan dalam masarakat. Setelah itu hasil riset pasar diwujudkan menjadi sebuah produk yang benar - benar dibutuhkan oleh masyarakat.
- Differensiasi Produk : Produk yang dibuat harus memiliki keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk lain yang ada di pasaran. Kalau anda memilih untuk jadi blogger, usahakan konten blog anda benar-benar tidak biasa sehingga orang berbondong - bondong untuk membaca setiap update terbaru blog anda. Bila anda ingin menjadi programmer game, buatlah game yang konsep dan permainanannya belum ada selama ini sehingga orang tertarik untuk memainkannya.
- Tentukan Pangsa Pasar : Menentukan pangsa pasar juga turut berpengaruh pada kesuksesan anda. Seorang tehnopreneur harus menentukan akan main di pangsa pasar yang mana. Hal itu untuk memudahkan spesifikasi produk dan juga saat menentukan harga jual.
- Tes Pasar : Setelah produk anda selesai, sebelum anda melempar produk tersebut ke publik. Ada baiknya bila anda melakukan tes pasar terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menguji apakah produk tersebut bakal diterima oleh orang banyak atau tidak. Tes produk juga merupakan saat terbaik untuk mendapatkan feedback tentang kekurangan yang ada pada produk kita.
- Terus Berinovasi : Bila produk tersebut sudah laris manis di pasaran, maka jangan pernah berhenti berinovasi untuk membuat produk tersebut semakin unggul dan mempunyai additional value bagi masyarakat. Tengoklah Facebook meskipun mereka merupakan rajanya sosial media namun mereka tidak pernah berhenti berinovasi. Sebab seorang technopreneur sejati adalah orang yang mampu mengombinasikan kecanggihan teknologi dan semangat entrepreneurship.
- Lindungi Hak Paten : Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya bagi seorang technopreneur adalah mendaftarkan produk anda ke Ditjen Hak Kekayaan Intelektual untuk mendapat hak paten atas karya anda. Karena produk anda berbasis teknologi dan informasi maka hak paten sangat diperlukan agar tidak ada pihak lain yang menelurkan produk yang sama tanpa seizin anda.
Pendidikan TI Berbasis Technopreneurship
Memiliki tujuan sebagai berikut :
- Memberikan kontribusi kongkret dalam mensiasati masalah pengangguran intelektual di Indonesia.
- Mengembangkan spirit kewirausahaan di dunia perguruan tinggi
- Meminimalisir gap antara pemahaman teori dan realita praktek dalam pengelolaan
Technopreneur IT Dunia
- Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes merancang dan mengembangkan teknologi jaringan sosial yang berbasis web, Facebook.
- Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim merancang dan mengembangkan Youtube sebagai media berbagi video di antara masyarakat.
- Bill Gates dan Paul Allen mendirikan Microsoft Corp.
- Jeff Bezos merancang dan mengembangkan sistem penjualan buku secara online yang diberi nama Amazon.com.
- Jerry Yang dan David Filo mendirikan Yahoo! Inc..
- Larry Page dan Sergey Brin mendirikan Google Inc..
- Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne mendirikan Apple Inc..
- Linus Torvald mengembangkan OS open source, Linux.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar